Kamis, 11 November 2010

Sophomore Year

Masa tingkat dua di kuliah, atau dalam bahasa kerennya sophomore year ini adalah masa yang merupakan fase yang cukup berat buat aku, pria kelahiran Bekasi lalu menghabiskan masa kecilnya di Bandung lalu pindah ke bekasi lagi untuk memulai pendidikan dari Taman Kanak-kanak sampai SMP di Bekasi lalu balik lagi ke Bandung melanjutkan SMA, menjalaninya. Sebelum dilanjutkan aku mau mengganti kata “aku” yang berperan sebagai si pria yang dijelasin asal usulnya sebelumnya jadi “saya”, karena kalo pakai kata “saya” aku jadi merasa lebih santai. Oke, langsung aja saya pakai kata “saya” dari sekarang.
Mari kita lanjutkan ceritanya.
Sebelumnya udah saya singgung kan masalah sophomore year itu? Ya walaupun cuma disebutin sedikit aja, anggap aja udah saya singgung. ;)
Jadi, masa tingkat dua di kuliah, apalagi di kampus saya yang katanya tempatnya Putra-Putri Terbaik Bangsa membina ilmu, ini adalah fase yang cukup berat yang sedang saya jalani sampai sekarang. Beda banget sama waktu Tahap Persiapan Bersama (TPB) atau istilah umumnya masa tingkat pertama di kuliah. Walaupun saya akui kuliah-kuliah TPB itu lebih berat dari kuliah-kuliah di tingkat dua, tapi ada satu hal yang membuat masa tingkat dua di kampus tercinta ini jadi tidak mudah untuk dihadapi.
Satu hal yang masih terngiang-ngiang di pikiran saya sampai sekarang ini adalah masalah ospek jurusan (osjur). Kalo kalian nanya, “kok udah tingkat dua masih aja di ospek? Udah tua juga”, jawaban masuk akalnya itu ya karena  di tingkat dua di kampus saya itu baru dapet jurusan dari sebelumnya masih dalam fakultas di masa TPB jadi perlu di-ospek untuk masuk ke himpunan jurusannya. Tapi saya memilih untuk diam dan melemparkan senyum ga ikhlas saya kalo ada orang yang nanya kaya begitu.
Osjur.
Ga sedikit hal yang berkesan buat saya dan mungkin teman-teman se-jurusan saya saat masa-masa osjur,yang sampai pada saat saya mengetik kalimat ini osjur jurusan saya belum kunjung selesai.
Yang saya ingat, interaksi (salah satu kegiatan ospeknya) pertama itu di awal bulan Juni 2010. Interaksinya di mulai sore jam 3 di kantin tambang (kantam), tapi kami kumpul dulu di kubus (di seberang gerbang utama kampus saya) buat kenalan satu sama lain, karena jujur saya juga waktu itu banyak melihat wajah-wajah baru padahal kita semua itu satu fakultas.
Yasudah, meskipun baru kenal nama aja, itu juga masih lupa-lupa, kita berangkat deh ke kantam. Sampe disana, ya biasa lah kaya menjamu tamu, kita disuruh duduk, dan barulah acara interaksi pertama itu dimulai. Waktu itu kita disuruh memperkenalkan diri kita, asal dari mana, lulusan SMA mana. Kocaknya itu, saat ngenalin diri para seniornya malah banyak yang ngelawak. Sialnya kalo kita ikutan ketawa malah kita yang jadi korban senior ditarik ke belakang. -_-
“cie tambo sie berapo?” Tanya salah satu senior ke teman saya ornag Padang yang lagi memperkenalkan dirinya waktu itu.
“duo bang” jawabnya.
Si abang yang bertanya pun menyanggah jawaban teman saya itu dan memberi jawaban yang benar (menurutnya).
“salah. Tigo, cie untungnyo…”
Itulah jawaban yang membuat semua senior tetawa terbahak-bahak dan membuat saya dan teman saya menahan tawa yang mau keluar.
Perkenalan itu berlangsung cukup lama, sekitar 2 jam kurang lebih.
Ternyata interaksi pertama itu cuma untuk perkenalan dari angkatan saya saja, dan supaya kita tau gimana sih senior-senior di himpunan yang akan kita masuki. Selesai lah interaksi pertama yang menegangkan sekaligus menghibur itu.

Oke cukup sekian deh cerita dari saya, karena kalau saya ceritakan semua pengalaman waktu saya osjur ga akan cukup waktu 2 hari untuk menuliskannya. Bukan karena banyaknya, tapi karena saya yang males aja. Hehehe

Tunggu aja kalo ada kelanjutannya. Kalau yah, kalau.

Terima kasih


Rabu, 10 November 2010

Kata"nya" Kata"nya"

Kata"nya", gue itu AIR. Ga tau kenapa, cuma "nya" yang tau alasannya.
Kata"nya", gue itu LILIN. Ga tau kenapa, cuma "nya" yang tau alasannya.

Jadi, gue itu . . . .
???
Nope!
Gue mau ada"nya" di AIR dan LILIN kata"nya" itu.
Jadi API, yang bisa menghidupkan LILIN, tapi bisa diredam oleh AIR.

Kataku kepada"nya" si API . . . .